Jayden Braaf: "Jadon Sancho Baru" Dari Akademi Manchester City

Menyusul keterkabulan Jadon Sancho dekat Borussia Dortmund, tim-tim papan atas Bundesliga berlomba-lomba mencari talenta muda berikutnya yang punya potensi menjanjikan dekat akademi klub Inggris.
Tidak berjarak-berjarak, bentuk tubuh terhormat bisa jadi ada antara klub asal Sancho: Manchester City.
Jayden Braaf mengorbit bak youngster terhangat yang mencuri perhatian antara Etihad, dan ia memiliki deras kemiripan memakai Sancho, yang memutuskan meninggalkan City atas merantau ke Jerman atas musim panas 2017.
Sama-sama dibekali skill olah bola mumpuni atas kebergasan luhur, kedua pemain punya kualitas menjumpai jadi pembeda, mampu meliuk-liuk menerobos pertahanan ketat menjumpai memotong ke terdalam lalu menembak ataupun mengeluarkankan umpan terukur.
Mereka berdua terus mempunyai tingkat kepedean luar biasa terhadap kemampuan sendiri lewat tidak gelisah menghadapi tantangan.
Itulah mengapa para pemantau bakat akan Bundesliga kerap kedapatan menyambangi Etihad Academy untuk mengawasi Braaf. Keberjayaan Sancho, yang hijrah demi mendapat kesempatan lebih gemar membantu hadapan Dortmund, memang memungkap lebar-lebar pintu peluang bagi para pemain muda lulusan akademi tim Inggris untuk hengkang menuju Bundesliga.
RB Leipzig sempat memantau aksi anggota timnas Belanda U-18 terkandung antara kancah FA Youth Cup, sementara Dortmund sendiri terbersetuju antara antara peminat Braaf. Die Borussen mulai membidik calon penerus Sancho bila ia akhirnya pindah kembali ke Liga Primer.
Setelah melego Sancho dengan banderol saja £8 juta, City tampak akan mengulangi kecerobohan bahwa sepadan kalau membiarkan Braaf pergi, terutama mengingat si pemain masih terikat kontrak sangkat 2023. Namun, Braaf sendiri sudah 'ngebet' naik kelas ke tingkat senior dan tidak mau terus-terusan bermain ekstra dalam tim junior sembari menunggu asalnya kesempatan tercantum.
"Saya berharap bisa bermain pada suatu tempat pada tim utama musim depan," kata Braaf kepada Voetbalzone tahun dahulu. "Entah itu pada Manchester City atau tim lainnya, kita lihat nanti."
Terlepas ketimbang kualitasnya yang tak perlu disangsikan lagi, Braaf belum sekali pun turun memperkekar tim senior City. Namanya tak suah tercantum dalam skuad matchday kendati telah sering mengikuti sesi latihan akan bawah Pep Guardiola. Menurut narasumber internal akan akademi City, ini disebabkan adanya keraguan menyangkut sikap sang youngster.
Braaf percaya ia sudah siap berlaga demi tim utama, tetapi Guardiola menuntut para pemainnya demi selantas mengerahkan 100 persen jauh didalam latihan maupun pertandingan, dan ada kecenderungan remaja kelahiran Amsterdam itu tidak memaksimumkan peluang demi memberi kesan akurat kepada Pep.
Braaf dinilai terlampau bergantung ala talenta lagi tidak mengimbanginya memakai kerja keras demimana ditunjukkan rekan-rekannya adapun lebih senior. Meski hangat berumur 18 tahun lagi jalannya terlihat masih panjang, Braaf selampau tidak sabaran melaksanakan lompatan agam demi dalam kariernya.
Ia mengawali pendidikan sepakbolanya saat berusia lima tahun hadapan ASV Fortius, dalam batas cuma sebulan langsung naik tingkat untuk bermain beserta kategori umur tujuh tahun. Tidak lama setelahnya Braaf mendapat tempat hadapan 'talentendagen' (arena pencarian bakat) Ajax, namun ia tidak menyukainya.
"Anda masih muda dan ingin bersenang-senang, tapi saya kembar sekali tidak bersenang-senang di Ajax. Itu bisnis yang tepat-tepat serius sejak usia dini," menyingkapnya kepada Voetbal International.
Menolak tawaran tim-tim profesional FC Volendam maka FC Utrecht akan bergabung ke klub amatir AFC Amsterdam, Braaf bersinar kala bertanding menghadapi klub-klub hebat seperti Ajax maka PSV Eindhoven, yang atas akhirnya merekrutnya.
Di sanalah ia mulai mengundang ketertarikan dari beberapa klub raksasa Eropa, terhadir City, Chelsea, serta Bayern Munich, lewat ini berujung kepada konflik di Eindhoven.
"Mereka tidak memperlakukan saya memakai tidak sombong," cerita Braaf kepada NOS tentang periodenya bersama PSV. "Saat itu saya berbicara memakai klub-klub lain, jadi mereka mengira saya ingin pergi."
"Sejak itu saya dicadangkan selanjutnya mereka menolak memerdekakan saya ke sebuah turnamen junior dengan tim nasional Belanda. Itulah mengapa saya berpisah dengan PSV."
City jadi pemenang terdalam perburuan tanda tangan Braaf maka ia terus bersinar jelas, menyajikan performa impresif terdalam perjalanan Belanda mencapai semi-final Piala Dunia U-17 2019 demi Brasil, juga tampil gemilang demi medan FA Youth Cup maka UEFA Youth League.
Guna mengakomodasi hasrat menggebu-gebu Braaf menjumpai segera melangkah ke jenjang senior, City mengeluarkannya ke klub Italia Udinese atas bursa musim dingin bersama kesepakatan pinjaman hingga akhir musim. Ia melakukan debut Serie A Februari lintas bersama penampilan di seperempat jam terakhir dalam kemenangan 1-0 melawan Fiorentina.
Asal mau bersabar, sejatinya buru-buru atau lelet Braaf bakal mempersama kans di Etihad. Akan tetapi, jika menyimak perjalanan kariernya, pemuda Belanda ini tampaknya lebih memilih keluar lagi menempuh langkah nan klop dengan Sancho.