Tottenham Hotspur Abai, 'Sindrom Musim Kedua' Jose Mourinho Itu Sakti

Pemecatan Jose Mourinho, Senin (19/4), melangsungkan luber pihak tercengang. Mulai ketimbang tokoh, legenda bersama pandit sepakbola bereaksi negatif terhadap keputusan yang dibuat manajemen Tottenham Hotspur.
Sebagian beranggapan bahwa perpisahan Spurs beserta pria Portugal itu erat kaitannya dengan penguniversalan Liga Super Eropa yang tengah didorong kepada segera digulirkan. Spurs cacat satu tim yang sepakat dengan proposal kompetisi eksklusif itu. Sebagian lagi menilai langkah ini membatubil tak lepas mengenai hasil buruk yang dipetik pelatih peraih treble winners itu. Namun, Goal mempelajari bahwa yang kedua jadi pertimbangan kuat Spurs membebastugaskan Mourinho selepas 17 bulan mengabdi kepada tim Inggris ketiga paling dalam perjalanan karier manajerialnya itu.
Jikapun berbicara mengenai hasil, rekor Mourinho bersama The Lilywhites sebetulnya tidak jelek-jelek amat. Dari 86 pertandingan yang dijalaninya, 44 kemenangan berhasil membisuankan, lebih daripada setengah total laga.
Sisanya, 19 berakhir imbang dan pria 58 tahun itu 'cuma' merasakan 23 kekalahan.
Pemecatan ini semakin terasa absurd lantaran pelatih pemegang dua gelar Liga Champions ini efektif, mengantar Spurs merangsek ke babak puncak Piala Liga Inggris. Lima hari lagi, mereka hendak bentrok dengan Manchester City.
Sejatinya dempet tangan Mourinho, Spurs bisa menuntaskan dahaga 13 tahun tanpa trofi bila mereka kesuksesan menjinakkan The Citizens dempet Wembley Stadium 25 April menada.
Apa bukti fans patut percaya batang tubuh Mourinho sama bersama jaminan juara?
Sejarah mencatat, Mourinho merupakan manajer yang tak tahu meninggalkan setiap klub yang dilatihnya beserta kemelungguhan tangan hampa topeng tanpa trofi. Di mana Mourinho melatih, di situ kabinet klub semasih terisi piala.
Ada anomali sementara karier kepelatihan Mourinho dan ini bukan mitos: agak sedahulu juara pada musim kedua pada mana dia menangani sebuah klub. Lima klub sebelum Spurs melainkan Porto, Inter Milan, Real Madrid, Chelsea, dan Manchester United sudah merasakan label kampiun berkat sentuhan tangan dinginnya.
Tim terakhir memang finis runner-up antara musim kedua Mourinho, tetapi perlu diingat bahwa The Red Devils menutup musim itu demi torehan trofi Liga Europa maka Piala Liga, terbersetuju raihan Community Shield -- pencapaian yang disebut orang-orang sebagai ' Mickey Mouse Treble '.
Spurs telah dipastikan tak bisa meraih titel Liga Primer musim ini, tapi seyogyanya mereka bisa melihat ada kans agam memutus kutukan 13 musim tanpa trofi dalam bawah komando Mourinho.
Bila pertimbangan pemecatan ini karena hasil buruk yang dituai Spurs belakangan, The Special One masih punya peluang gendut untuk membawa Spurs setidaknya berakhir antara zona empat gendut seiring Liga Primer tersisa enam partai lagi antara mana mereka 'cuma' terpaut lima poin atas spot Liga Champions itu. Gelar Piala Liga doang antara depan mata. Dua pencapaian ini mestinya cukup bisa memuaskan para pemangku kuasa antara Tottenham Hotspur Stadium.
Jika pertimbangannya karena Mourinho kental memakai permainan parkir bus, selayaknya fans tak merasa kehilangan mendampingi tak ada protes ketika pengpopuleran pemecatan dirilis. Fakperdebatan, sikap sebaliknya ditunjukkan para loyalis Si Bunga Lili Putih.
"Jika ada satu manajer membentuk tim demi bermain menghadapi Manchester City di final Piala Liga, dia adalah Jose Mourinho," tegas legenda Man United menyertai Inggris Wayne Rooney.
"Ini adalah risiko berbobot [yang heningbil Spurs]. Saya yakin, berbobot tim di seluruh dunia sangat ingin mendapat Mourinho. Sungguh gila melakukan itu [pemecatan] di tahapan sekarang. Dia adalah manajer fantastis," serunya.
Keputusan telah diambil. Sang bos agam Daniel Levy punya ide dan rencananya sendiri. Sesaat selepas pemecatan dibuat, dia menerangkan: "Dari sisi pribadi, saya menikmati berbuat setaradengan Mourinho sekaligus menyesal karena berlipat-lipat hal tidak berjalan berimbang bahwa kami berdua babahwakan."
Ragam isu kemudian mencuat. Mulai daripada klaim nan menyebut Mourinho ribut demi direksi klub demi beberapa staf di kantor Spurs, termenganut adanya disharmoni di ruang ganti tim.
Bagaimanapun kondisi internal, Mourinho merupakan bentuk tubuh berjasa bahwa mengangkat Spurs ketika pada musim terakhir Mauricio Pochettino mereka berada pada kondisi ke-14. Pelatih bahwa menguasai enam bahasa itu membawa Spurs finis pada kondisi keenam musim lintas lagi lolos ke Liga Europa. Di awal-awal musim ini pun The Lilywhites sempat berada pada jalur juara sebelum terlempar daripada persaingan empat berisi demi enam pertandingan sisa.
Ryan Mason, yang ditunjuk akan menjabat pelatih interim Spurs jelang final Piala Liga, bisa saja menghadirkan kejutan memakai membawa timnya keluar bak juara. Tapi jika yang terjadi kontraproduktif, maka Spurs layak menyesali keputusan terburu-buru mereka mendepak Mourinho, yang telah dikenal publik bak 'master musim kedua'.
Saksikan Tayangan Langsung Dan Cuplikan Pertandingan Kompetisi Top Dunia mulai Liga Inggris, Liga Jerman, Liga Belanda, Copa Libertadores, Kualifikasi Piala Dunia tenggat UEFA Nations League namun di www.mola.tv dan Simak Jadwal Lengkap Pertandingan di Instagram @molatv.sport dan KLIK UNTUK BERLANGGANAN !
Baca terus: Cara Mudah Berlangganan Mola TV & Nonton Siaran Langsung Liga Inggris